Pada semester tiga ini saya mendapat kesempatan untuk menjadi asisten guru dan mengajar di SMA N 43 Jakarta. Kegiatan yang berlangsung selama dua minggu ini terasa sangat menyenangkan karena kesempatan ini memberikan pengalaman yang sangat berharga kepada saya sebagai seorang calon calon guru. Saya mendapat kesempatan untuk mengajar di kelas X1, X2 dan X3. Saya melakukan observasi ke dua kelas yaitu kelas X2, dan X3. Saya dan teman saya mendapat kesempatan mengajar sebanyak 9 jam pelajaran sebagai team teaching yaitu di kelas X1, X2 dan X3.
Selama saya melakukan observasi dan praktek mengajar banyak sekali hal- hal yang tak terduga, hal-hal yang menarik yang saya temukan. Sejak dulu yang tersimpan di dalam pikiran saya bahwa semua sekolah yang ada di jakarta pasti sekolah-sekolah bagus, yang mendapatkan fasilitas- fasilitas bagus, anak – anak yang baik, sudah mengenal technologi- technologi modern, dll. Ketika saya datang ke SMA N 43 jakarta, ternyata ini mengubah mind set saya. Ternyata tak semua sekolah di jakarta menggunkan technologi- techonogi modern,
Pada saat observasi saya sangat kaget dan terkejut melihat metode-metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Guru pamong saya hanya menggunakan teacher centre learning. Sehingga siswa terlihat bosan. Guru hanya menjelaskan pelajaran di depan kelas sedangkan siswa hanya sibuk dengan aktivitas mereka masing- masing(teriak – teriak, main hp, ngobrol) tidak menghiraukan penjelasan guru yang ada didepan.
Selain itu hal menarik yang saya ingat adalah tentang ICT dalam pembelajaran. Guru pamong saya tidak pernah menggunakan ICT dalam proses belajar mengajar, bahkan gurunya juga tidak pernah menggunakan Flip chart, karton,dll, dalam kelas. Sebuah kejadian di dalam kelas yang kami ajar, mereka bahkan tidak bisa menggunakan glue tax yang kami berikan. Mereka meletakkan glue tax tersebut dibagian depan karton, menarik beberapa bagian dari glue tax tersebut dan meletakkannya pada dinding (seperti Isolasi). Saya dan teman saya hanya tertawa melihat kejadian itu.
Hal yang paling berkesan bagi saya adalah pada saat teaching practise, sebagai pengalaman pertama untuk mengajar. Saya merasa sangat bahagia karena saya dapat merubah suasana kelas dari sangat membosankan menjadi sangat menarik. Dengan beberape metode dan teknik yang kami lakukan kami berhasil membuat siswa lebih respect, aktif dalam kegiatan kelas. Pada saat kami memberikan evaluasi mereka dapat melakukannya dengan baik. Diakhir kelas beberapa siswa datang ke kami dan menanyakan, kapan kami mengajar mereka lagi? mereka juga mengatakan”mereka suka dengan cara kami mengajar, karena mudah di pahami dan menarik”. Saya merasa sangat senang mendengar komen mereka itu.
Sebagai seorang calon guru pengalaman ini seperti menyadarkan saya bahwa banyak guru- guru yang masih menggunakan metode- metode lama yang membuat siswa bosan ngantuk, siswa menjadi pasive,dll. Jika nantinya saya menjadi seorang guru saya harus bisa membuat siswa lebih aktif di kelas, mempuat proses belajar mengajar lebih menarik, dan mengaplikasikan penggunakan technologi 2.0 dalam proses belajar.
1 komentar:
hahah key it is Funny story
what happend in that school??????????
i very surprise when i read your story here.
so what the teacher did, when she or he saw that situation , i mean when their students could not wearing the glue tax
Posting Komentar